Banyak orang mencari cara untuk membuat konten dengan cepat, baik berupa tulisan maupun visual. Rahasia sebenarnya terletak pada pembuatan content pillar dalam proses perencanaan konten.
Table of Contents
Apa Itu Content Pillar?
Content pillar atau pilar konten adalah tema atau topik khusus yang Anda tentukan sebagai dasar dari seluruh strategi konten Anda.
Content pillar tersebut merepresentasikan topik-topik yang relevan untuk target audiens Anda.
Tahapan membuat content pillar atau pilar konten biasanya dapat Anda lakukan setelah Anda mengelompokkan target audiens menjadi beberapa buyer persona. Tak lupa Anda perlu menentukan fokus pesan yang ingin Anda sampaikan di setiap tahapan marketing funnel dari buyer persona tersebut.
Setiap content pillar yang Anda buat bisa dijabarkan dalam beberapa topik yang relevan, misalnya 3-5 topik per buyer persona dalam keseluruhan tahapan marketing funnel dari buyer persona tersebut.
Anda pun dapat menampilkan content pillar tersebut dalam beberapa tipe format, misalnya blog, postingan di media sosial, podcast, video, atau gambar.
Mengapa Brand Anda Memerlukan Content Pillar?
Jika Anda pernah mendengar istilah “content is the king” dalam strategi digital marketing, Anda tentu memahami pentingnya konten yang berkualitas dalam proses marketing dan sales di dunia digital.
Baik konten untuk keperluan social media marketing, search engine optimization atau SEO, iklan berbayar, maupun email marketing, konten yang berkualitas menjadi fondasi keberhasilan strategi yang brand Anda terapkan.
Karena itu, sangat penting membuat content pillar yang khusus untuk merepresentasikan nilai-nilai dari brand Anda tersebut.
Setidaknya, ada tiga manfaat yang bisa Anda dapatkan dari pemuatan content pillar, diantaranya:
Ingin meningkatkan kehadiran brand Anda di media sosial namun kesulitan mengelola beragam platform tersebut?
Kini hadir aplikasi Sociosight untuk menghemat waktu Anda mempublikasikan dan menjadwalkan postingan di beragam platform media sosial, semua dari satu tempat.
Gabung sekarang menjadi bagian dari pengguna beta untuk mendapatkan semua fitur secara gratis! Kesempatan Terbatas!
Daftar Gratis Sekarang Memudahkan Penargetan Konten Untuk Buyer Persona Tertentu
Dengan membuat content pillar, Anda pun memiliki panduan tentang kelompok buyer persona mana yang relevan untuk Anda jangkau dengan content pillar tersebut.
Anda pun bisa memastikan bahwan konten yang Anda akan hasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan minat dari target audiens Anda tersebut.
Memudahkan Penggalian Ide Konten
Saat Anda telah menentukan topik utama yang akan dibahas untuk menjangkau buyer persona tertentu, Anda akan lebih mudah mendapatkan ide-ide konten yang akan menyusun content pillar tersebut. Dan, ide-ide tersebut pun bisa saling terhubung satu dengan lainnya untuk mendukung penyampaian pesan yang dimaksud pada content pillar yang Anda buat.
Sebagai contoh, Anda menetapkan sebuah content pillar dengan tema “Fashion Pekerja Kantoran Perempuan di Musim Panas” untuk keperluan social media marketing Anda. Anda pun menetapkan tema tersebut akan menyasar buyer persona para pekerja kantoran berjenis kelamin perempuan, dengan rentang usia di kisaran 20 – 40 tahuan.
Dengan tema besar tersebut, kemungkinan besar Anda akan lebih mudah menentukan ide-ide konten apa saja yang akan Anda bahas untuk menyampaikan pesan di tema besar Anda. Anda pun bisa menentukan bagaimana ide-ide konten tersebut akan Anda sampaikan. Apakah dalam bentuk postingan satu gambar, banyak gambar, video, atau rekaman suara.
Memudahkan Pengaturan Rencana Konten
Karena Anda telah mendaftarkan kelompok buyer persona yang menjadi target Anda dan membuat content pillar yang sesuai dengan karakteristik dari kelompok tersebut, Anda pun bisa membuat satu kalender konten yang lebih teratur.
Misalkan, Anda berencana akan menerbitkan sejumlah postingan di akun Instagram bisnis Anda untuk dua bulan ke depan.
Anda telah menetapkan tujuan dari penerbitan postingan tersebut, yaitu meningkatkan Reach Instagram yang menjangkau pekerja profesional laki-laki dan perempuan sehingga mereka berinteraksi dengan postingan Anda. Selanjutnya, mereka pun mengunjungi profil Instagram bisnis Anda, serta meningkatkan klik pada tautan di Bio Instagram Anda.
Dengan hasil akhir yang Anda harapkan seperti tersebut di atas, Anda pun bisa mendaftarkan beberapa jenis content pillar yang memilik tujuan konversi atau hasil akhir berbeda dan menyasar audiens yang berbeda.
Sebagai contoh, content pillar A menyasar buyer persona pekerja profesional laki-laki untuk membuat mereka meningalkan komentar dan menyimpan postingan Anda. Sementara itu, Anda menetapkan content pillar B akan menyasar buyer persona pekerja profesional perempuan untuk mendorong mereka mengunjungi profil Instagram Anda.
Selain itu, Anda pun bisa merencanakan berapa jumlah postingan yang Akan Anda terbitkan dalam duan bulan ke depan tersebut untuk mencapai hasil akhir atau konversi yang diharapkan per content pillar Anda.
Bagaimana Cara Menentukan Content Pillar?
Setelah Anda mengetahui manfaat content pillar dalam strategi pembuatan konten untuk keperluan marketing dan sales,lakukan 6 (enam) tahapan berikut untuk menentukan content pillar Anda.
Lihat Kembali Buyer Persona
Sebelum Anda Menyusun daftar content pillar Anda, Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah mendefinisikan profil buyer persona Anda. Baca artikel tentang cara menentukan target audiens dan buyer persona di sini.
Pada intinya, Anda perlu mengelompokkan target audiens Anda dan memberi nama ke kelompok tersebut. Anda bisa membuat beberapa avatar buyer persona.
Tujuan pembuatan avatar tersebut untuk mengetahi gambaran demografi buyer persona Anda. Hal ini terkait dengan apa saja permasalahan yang kira-kira mereka hadapi yang bisa Anda tawarkan solusinya melalui konten Anda.
Selain itu, jabarkan juga apa yang menjadi minat mereka dan di platform mana mereka hadir. Mengetahui kedua hal ini akan membantu Anda memikirkan ide content pillar seperti apa yang kira-kira relevan untuk mereka. Dari ide content pillar tersebut, Anda pun dapat menjabarkan ide sub topik atau cerita yang relevan untuk setiap buyer persona tersebut.
Berikut ini sebuah tabel templat beserta contoh yang bisa Anda gunakan untuk Menyusun sebuah buyer persona sebelum pembuatan content pillar.
Dalam contoh berikut, Anda menawarkan produk camilan sehat.
Jika Anda sudah memiliki basis pelanggan, lihat Kembali karakteristik pelanggan Anda tersebut dan kelompokkkan menjadi beberapa Avatar buyer persona.
Namun, jika Anda belum memiliki basis pelanggan atau ingin memperluas jangkauan target audiens, Anda bisa melakukan riset dengan mengetikkan kata kunci di mesin pencari seperti Google atau halaman pencarian Facebook. Atau, Anda bisa juga melakukan riset dengan mengecek postingan di Instagram menggunakan tagar ata hashtag yang mungkin bisa mewakili buyer persona Anda.
Lihat dan Pelajari Konten Pesaing Anda
Selanjutnya, Anda mungkin bisa mempelajari konten yang pesaing Anda telah terbitkan.
Anda dapat membuat daftar tiga hingga lima pesaing dan menganalisis platform atau kanal digital marketing apa saja yang mereka gunakan untuk menerbitkan konten mereka. Daftarkan juga, topik-topik utama yang mereka bahas di kanal digital tersebut.
Jika memungkinkan, fokuslah pada konten-konten yang pesaing Anda terbitkan dan memiliki kinerja baik.
Bagaimana cara mengetahui konten besaing yang memiliki kinerja baik?
Jika Anda menganalisis kinerja postingan blog mereka, Anda bisa menggunakan aplikasi untuk keperluan analisis SEO, seperti SEMRUSH, Ubersuggest, MOZ, dan sebagainya. Anda cukup mengetikkan alamat atau URL blog dari pesaing Anda untuk mengetahi beberapa konten mereka yang memiliki kinerja terbaik.
Jika Anda menganalisis postingan media sosial mereka, Anda bisa mengecek perbandingan antara jumlah interaksi atau keterlibatan yang diterima konten mereka dengan jumlah pengikut atau follower akun media sosial mereka.
Sebagai contoh, Anda bisa dengan mudah melihat metrik Instagram jumlah Suka (Likes) dan Komentar (Comment) yang diterima oleh postingan yang diterbitkan oleh akun Instagram pesaing Anda.
Selanjutnya, Anda tinggal memasukkannya ke dalam formula perhitungan metrik atau indikator Instagram berikut:
Tingkat Interaksi Per Postingan = Jumlah (Suka + Komentar)/Total Follower x 100
Dari situ, Anda bisa melihat kemungkina celah konten atau content gap yang relevan dengan karakteristik buyer persona Anda. Selanjutnya, Anda dapat membentuk beberapa pilar Anda di sekitar celah konten tersebut.
Selain itu, Anda juga dapat mengidentifikasi apakah Anda bisa menggunakan ide konten dari pesaing Anda tersebut. Namun, supaya Anda tidak menghasilkan konten duplikat, pikirkan cara menampilkan ide konten tersebut dalam bentuk format yang berbeda, yang tentunya sesuai dengan kepribadian brand Anda.
Tentukan Topik Utama dan Sub Topik (Pillar) Sesuai Marketing Funnel Per Buyer Persona
Langkah ketiga, yaitu menjabarkan ide-ide topik utama dan sub topik sesuai dengan tahapan marketing funnel per buyer persona Anda.
Artikel ini menjabarkan setiap tahapan dari marketing funnel dan konten seperti apa yang perlu Anda terbitkan.
Marketing Funnel Membawa Mereka yang Belum Kenal menjadi Mengenal Brand Anda
Terdapat setidaknya empat tahapan untuk membawa mereka yang belum mengenal brand Anda menjadi mengenal dan, bahkan, melakukan aksi atau tindakan konversi sesuai tujuan marketing Anda.
Keempat tahapan tersebut, diantaranya:
- Awareness – tahapan memperkenalkan brand Anda kepada target audiens dengan pendekatan konten yang membahas masalah atau tantangan yang mungkin dihadapi oleh mereka.
- Interest– pada fase ini, audiens Anda telah memahami masalah yang mereka hadapi, dan sudah memiliki minat untuk mengeksplorasi berbagai solusi yang ditawarkan di pasar. Dalam fase ini, mereka cenderung melakukan perpandingan atas solusi yang ditawarkan oleh beragam brand. Tugas Anda, yaitu menghasilkan konten supaya brand Anda masuk dalam pertimbangan mereka saat menilai tawaran solusi.
- Desire – pada fase ini, audiens Anda telah memiliki keinginan yang semakin kuat untuk memilih solusi terbaik dari para penyedia solusi, termasuk solusi yang Anda tawarkan. Mereka pun ada keinginan untuk mencoba produk/layanan yang Anda tawarkan. Pun demikian, mereka juga berkeinginan mencoba produk/layanan yang ditawarkan oleh pesaing lain. Jadi, tugas Anda, adalah menghasilkan konten yang mampu menunjukkan keunikan solusi yang Anda tawarkan yang bisa membuat audiens Anda menyimpulkan Anda sebagai penyedia solusi yang mereka cari.
- Action – pada fase ini, audiens Anda telah siap mengambil keputusan untuk terpaut pada penyedia solusi yang mana, apakah brand Anda, atau justru brand pesaing. Di bagian ini, konten Anda perlu semakin jelas menunjukkan posisi brand Anda terhadap pesaing. Dan, jika audiens Anda telah mencoba produk/layanan Anda, namun masih ragu memutuskan untuk terpaut dengan brand Anda sepenuhnya, di sinilah konten Anda berperan penting. Bagaimana Anda mengidentifikasi dan menjawab keraguan tersebut akan menentukan mereka bisa menjadi pelanggan setia Anda atau tidak.
Marketing Funnel untuk Memelihara Hubungan dengan Pelanggan
Selain keempat tahapan marketing funnel di atas, terdapat dua tahapan lagi, yaitu tahap loyalty dan advocacy. Kedua tahapan ini berfokus pada upaya brand Anda dalam memelihara hubungan dengan audiens yang telah menjadi pelanggan atau melakukan transaksi dengan brand Anda.
Konten pada tahap loyalty berfokus pada upaya membuat pelanggan Anda terus merasa nyaman menggunakan produk/layanan Anda karena mereka percaya brand Andalah yang paling bisa membantu menyelesaikan masalah mereka.
Misalnya, Anda bisa mengirimkan konten berupa email untuk menanyakan umpan balik mereka atas produk/layanan Anda. Selanjutnya, respon Anda terhadap isu yang mereka angkat terkait produk/layanan Anda, bisa menentukan kelanjutan mereka terlibat dengan brand Anda.
Sedangkan, konten pada tahap advocacy berfokus pada upaya membuat pelanggan Anda yang sudah merasa nyaman dengan brand Anda, bisa menjadi mitra Anda untuk mempromosikan produk/layanan Anda tersebut.
Misalnya, konten Anda membuat mereka dengan rela hati berbagi ulasan tentang produk/layanan Anda di Instagram Story mereka.
Tentukan Platform dan Format Tampilan
Tahap selanjutnya adalah menentukan platform untuk menerbitkan kelompok konten atau postingan di bawah setiap content pillar yang Anda gunakan.
Bisa jadi, tipe buyer persona yang Anda sasar dengan content pillar tertentu hadir di platform tertentu pula. Sebagai contoh, content pillar terkait kunci sukses diterima kerja di perusahaan multi nasional, mungkin akan lebih relevan untuk diterbitkan di platform media sosial LinkedIn.
Selain menentukan platform, Anda pun perlu menentukan format tampilan konten-konten dalam kelompok content pillar tersebut. Apakah Anda akan menampilkan dalam bentuk teks 100%, teks + gambar, teks + video, dan sebagainya.
Lihat Halaman Analitikdari Platform yang Anda Gunakan untuk Penerbitan Konten
Jika Anda ingin membuat content pillar berdasarkan data yang selalu terbaharukan, lakukan pengecekan berkala pada halaman analitik dari platform yang Anda gunakan untuk menerbitkan konten tersebut.
Misalnya, jika Anda menerbitkan konten di blog pada website Anda, integrasikan blog tersebut dengan Google Analytic sehingga Anda bisa melihat konten Anda yang seperti apa memiliki kinerja terbaik.
Pun demikian, jika Anda menerbitkan konten Anda di platform media sosial, pastikan Anda bisa melakukan pengecekan di halaman analitiknya.
Sebagai contoh, untuk bisa mengecek halaman analitik di Instagram, akun Anda harus berstatus akun Instagram bisnis. Bila akun Anda masih akun Instagram pribadi, lakukan perubahan terlebih dahulu. Ikuti tutorial cara membuat akun Instagram bisnis di artikel ini.
Melakukan pengecekan kinerja postingan di media sosial secara berkala membantu Anda mengelompokkan postingan-postingan terdahulu yang memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi dari pengguna Instagram.
Postingan yang memiliki tingkat keterlibatan atau interaksi yang tinggi menandakan kinerja yang tinggi pula. Anda pun bisa menggunakan ulang postingan tersebut untuk menjadi konten baru dengan cara mengubah tampilan atau format penerbitannya.
Sebagai contoh, postingan Instagram berformat karosel yang memiliki kinerja bagus, dapat Anda ubah menjadi postingan Video untuk Feed Instagram atau bisa juga postingan Reel. Contoh lainnya, postingan Instagram dengan visual satu gambar dan teks atau caption yang panjang, bisa Anda ubah menjadi postingan berbentuk karosel.
Demikian juga, postingan di Blog Anda, bisa Anda pecah-pecah menjadi beberapa postingan untuk terbit di media sosial. Sebaliknya, beberapa postingan di media sosial Anda, bisa Anda rangkai menjadi satu artikel blog.
Dengan demikian, Anda pun tidak harus selalu mencari ide konten baru untuk postingan di blog atau media sosial Anda. Selain itu, saat Anda merencanakan konten pun, Anda merencanakannya sebagai satu kesatuan utuh untuk penerbitan postingan di beragam platform.
Buat Kalender Konten
Nah, tahap terakhir adalah pembuatan kalender konten. Tahapan ini sangat penting untuk memudahkan pengorganisasian konten Anda.
Kalender konten Anda akan memuat perencanaan topik dari minggu ke minggu yang mencakup:
- Topik utama konten atau content pillar.
- Buyer persona yang Anda targetkan untuk setiap content pillar.
- Marketing funnel yang Anda sasar dari setiap content pillar tersebut. Apakah untuk membangun kesadaran brand (Awareness), menumbuhkan minat (Interest), menumbuhkan keyakinan akan brand Anda (Desire), Mendorong tindakan (Action), membangun kecintaan akan brand Anda (Loyalty), ataukah Mendorong audiens menjadi mitra mempromosikan brand Anda (Advocacy). Anda bisa menyasar lebih dari satu funnel per content pillar yang nantinya dijabarkan dalam bentuk ide cerita.
- Ide sub topik atau ide cerita dari setiap content pillar untuk nantinya dikembangkan menjadi judul postingan.
- Platform yang Anda targetkan untuk penerbitan postingan serta tujuan dari setiap ide sub topik. Apakah cerita Anda bertujuan untuk menyampaikan berita atau memberikan edukasi, menghibur, menginspirasi, mendorong interaksi, ataukah justru promosi?
- Tone atau nada penyampaikan konten sebagai penjabaran dari setiap ide sup topik. Beberapa contoh tone, diantaranya serius/formal, kasual, humor, riang, tulus, membangun kesan mendesak, san sebagainya.
- Target kaya kunci (Keyword) untuk membantu pertumbuhan organik dari konten Anda. Selain digunakan untuk keperluan penulisan artikel di blog atau konten di website, kata kunci juga kini berperan dalam membantu pertumbuhan organik konten yang Anda terbitkan di media sosial, termasuk di Instagram.
- Call-to-action atau CTA yang Anda targetkan untuk setiap ide topik tersebut. CTA sangatlah penting untuk memberikan kejelasan atas respon yang Anda harapkan dari target audiens terhadap postingan Anda. Misalnya, CTA untuk memberikan komentar terkait postingan Anda, dan sebagainya.
- Khusus untuk konten blog, Anda bisa menambahkan daftar tautan internal yang perlu Anda cantumkan di konten tersebut. Tujuannya, untuk saling menguatkan konten yang mendukung ide sub topik dalam content pillar yang sama atau ide sub topik dari content pillar yang berbeda.
- Format untuk menampilkan konten ide sub topik tersebut, dalam bentuk gambar, tulisan, video, atau kombinasinya. Saat menentukan format, pastikan pula Anda menentukan ukuran post yang optimal. Terlebih bila akan menerbitkan postingan Anda di platform Instagram. Ukuran post Instagram bervariasi, mulai dari ukuran square, landscape, dan vertikal. Untuk ukuran vertikal pun ada dua jenis, yaitu ukuran dengan rasio aspek 1080 x 1350 untuk format video di Feed Instagram, dan ukuran 1080 x 1920 untuk format Reels dan IG Story.
Contoh Penyusunan Content Pillar dan Kalender Konten
Untuk memudahkan Anda menyusun rencana content pillar dan kalender konten, silakan unduh atau download templat yang kami buat khusus untuk Anda di sini. Templat telah disertai contoh.
Dan, setelah Anda menyelesaikan penyusunan kalender content pillar, Anda pun siap melangkah pada pembuatan copywriting konten Anda sebagai penjabaran ide sub topik yang telah Anda buat.
Pembuatan copywriting meliputi pembuatan headline copywriting, body copy, dan juga tampilan visualnya. Untuk memudahkan Anda membuat copywriting, silakan membaca artikel tentang tips copywriting di sini.
Dan setelah itu, Anda pun siap menjadwalkan penerbitan konten Anda dengan menggunakan aplikasi Kelola media sosial seperti aplikasi Sociosight. Silakan membaca panduan memulai aplikasi Sociosight di artikel ini.