Apakah Anda masih kesulitan menyusun headline copywriting untuk postingan di media sosial, blog, atau email?
Coba lihat dua contoh headline copywriting berikut. Yang mana membuat Anda lanjut membaca postingannya?
Apakah:
(a) “Cukup 3 Langkah, Penjualan Anda di Instagram Meningkat 2x Lipat”
atau
(b) “Cara Meningkatkan Penjualan di Instagram”
Jika memilih nomor (a), Anda selangkah lagi mampu menyusun headline copywriting yang akan membawa target audiens berinteraksi dengan postingan Anda.
Headline copywriting Anda menjadi pintu pertama copywriting yang menjual!
Menurut neoroflash.com, Rata-rata, 80% orang membaca headline copywriting, dan hanya 20% membaca teks lanjutannya. Ini menandakan betapa penting peran headline untuk mendorong pembaca mau lanjut membaca copy Anda dan akhirnya melakukan konversi!
Konversi adalah tindakan yang dilakukan oleh target audiens sesuai dengan tujuan marketing dan sales Anda. Misalnya, tindakan untuk klik suatu tautan di artikel, mengisi form, memberi komentar, membagi postingan, atau bahkan bertransaksi.
Ingin meningkatkan kehadiran brand Anda di media sosial namun kesulitan mengelola beragam platform tersebut?
Kini hadir aplikasi Sociosight untuk menghemat waktu Anda mempublikasikan dan menjadwalkan postingan di beragam platform media sosial, semua dari satu tempat.
Gabung sekarang menjadi bagian dari pengguna beta untuk mendapatkan semua fitur secara gratis! Kesempatan Terbatas!
Daftar Gratis Sekarang
Jika headline copywriting tidak menarik, tidak ada alasan buat audiens Anda untuk lanjut membaca. Apa lagi melakukan konversi!
Jadi sebelum mempublikasikan postingan Anda, pastikan Anda mengecek kembali headline copywriting Anda!
Formula Headline Copywriting yang Menghasilkan Konversi
Artikel ini telah menjabarkan 3 (tiga) jenis headline, yaitu pre-headline, headline, dan sub-headline untuk penulisan sebuah copy.
Dan, Anda dapat menggali ide copywriting, termasuk untuk keperluan penulisan headline, dari target audiens Anda.
Berdasarkan ide yang digali tersebut, Anda pun dapat menyusun sebuah headline copywriting menggunakan salah satu atau kombinasi formula berikut:
Table of Contents
Formula #1: Berbicara Personal dengan Audiens Anda (Reader Addressing)
Formula Headline copywriting ini memberi kesan bahwa Anda sedang berbicara langsung kepada audiens Anda, disebut juga dengan istilah “reader-addressing”.
Menyebutkan audiens Anda menggunakan kata ganti orang kedua tunggal, seperti “kamu”, “Anda”, memberi kesan adanya percakapan dengan audiens Anda.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kata “saya”, “kami”, “kita”, atau “nama brand Anda” untuk menambah sentuhan personal dan sekaligus meningkatkan kesadaran brand.
Berikut beberapa contohnya:
Gambar di atas memberi contoh penggunaan nama brand di pre-headline disertai dengan nama produk (“HubSpot CRM Platform”). Di bagian main headline dijelaskan kelebihan dari nama produk yang menyertakan nama brand tersebut (“Powerful, not Overpowering”).
Contoh lainnya, sebuah sub-headline dari brand Zendesk:
Sub headline tersebut menggunakan nama brand, kata “we”, dan kata “your” yang menunjukkan adanya percakapan langsung antara brand dan target audiensnya.
Satu lagi, sebuah contoh headline dari brand Linktree:
Kata “you” dan “your” dalam headline tersebut memastikan bahwa target audiens dari brand Linktree hanya membutuhkan satu link untuk menghubungkan konten mereka dengan audiens.
Beberapa contoh lainnya:
- “Sociosight Membuat Kamu Bisa Membalas Komentar Audiens Kamu di Berbagai Platform Media Sosial, Semua dari Satu Tempat.”
- “Kamu Hanya Butuh Secangkir Kopi “MyBrand” Untuk Mengusir Rasa Kantuk Saat Jam Sibuk.”
- “Kami Membuat Camilan “MyBrand” Tanpa Tambahan Gula dan Pengawet karena Kesehatanmu Sangat Berharga.”
- “Jika Kamu Ingin Memberikan Kejutan Valentine Untuk Si Dia, Kamu Perlu Coba 3 Tips Ini.”
- “Kami Peduli Kenyamanan Kamu Berolahraga. Desain Sepatu “MyBrand” yang Argonomis Memberikan Bukti.”
Formula #2: Menyebutkan Tipe Buyer Persona sebagai Target Headline Copywriting
Salah satu tips copywriting dalam menyusun sebuah headline, yaitu memfokuskan pesan Anda ke buyer persona yang relevan dan berpeluang melakukan konversi.
Anda dapat mencantumkan tipe buyer persona tersebut di headline copywriting Anda seperti contoh di bawah ini.
Penyebutan tipe buyer persona, yaitu “pengguna baru Shopee” diletakkan pada bagian pre-headline sebuah copy.
Contoh lainnya:
Situs ahrefs.com menampilkan frasa “you don’t have to be an SEO pro” pada sebuah headline copywriting halaman muka situs tersebut. Frasa tersebut menunjukkan bahwa headline menargetkan mereka yang tidak memiliki keahlian tinggi di bidang SEO.
Contoh lainnya:
Frasa “for modern design teams” pada headline copywriting halaman muka marvelapp.com mengisyaratkan bahwa aplikasi tersebut khusus untuk tim desain atau mereka yang melakukan kerja tim dalam proses desain.
Beberapa contoh lainnya:
- “3 Alasan Ibu Hamil Perlu Konsumsi Kacang-Kacangan.”
- “Jika Kamu Generasi Milenial, Kamu Akan Butuh Gadget Ini!”
- “Untuk Para Pemilik UMKM: Lakukan 3 Tips Ini Untuk Meningkatkan Penjualan Hingga 2x Lipat!”
- “5 Cara Pebinis Pemula Meningkatkan Trafik ke Instagram.”
- “Moms, Masih Bingung Mencari Ide Sarapan Buat Si Kecil? Kepoin 5 Resep Ini Yuk!”
Dengan mencantumkan tipe buyer persona tersebut, audiens Anda pun tahu dengan segera apakah sebuah copy tersebut relevan untuk mereka atau tidak.
Memang dengan mencantumkan tipe buyer persona di sebuah headline copywriting, bisa menutup peluang untuk mendapatkan trafik di luar target persona tersebut. Namun, trafik yang Anda dapatkan umumnya akan lebih relevan dan berpeluang menghasilkan konversi.
Karena itu, bila Anda sudah mengetahi dengan jelas siapa sasaran copywriting Anda, ada baiknya mencantumkan sasaran tersebut di headline copywriting Anda.
Formula #3: Tulis Headline Copywriting yang Spesifik menggunakan Angka
Tulis headline copywriting Anda dengan spesifik sehingga audiens bisa fokus terhadap apa yang Anda tawarkan.
Menyertakan penyebutan angka bisa membuat headline copywriting Anda terlihat lebih spesifik.
Perhatikan contoh judul postingan sebuah blog berikut ini:
Manakah yang Anda pilih?
Atau judul postingan yang berikut:
Saya akan memilih contoh (2) karena dari membaca judulnya saja, saya bisa memperkirakan hasil yang diperoleh jika melakukan kelima tips yang akan dijelaskan lebih lanjut pada postingan tersebut. Hasilnya, akan ada peningkatan interaksi di profil akun Instagram saya hingga 2x lipat!
Headline copywriting pada contoh (2) tersebut terdengar lebih spesifik dan menyasar audiens yang kesulitan meningkatkan interaksi di profil Instagram mereka.
Contoh lainnya, perhatikan gambar sebuah thumbnail video YouTube di bawah ini:
Headline tersebut menjanjikan audiens yang menyimak video akan bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar dalam waktu 30 hari.
Jika saat ini Anda sedang mencari cara memperlancar bahasa Inggris Anda, apakah Anda akan mengklik video tersebut?
Saya menduga kemungkinan besar Anda akan mengklik video tersebut karena penasaran bagaimana caranya supaya bisa lancar bahasa Inggris hanya dalam waktu 30 hari, bukan?
Penyebutan angka di dalam sebuah headline tidak saja memberikan kesan spesifik, tetapi juga membangun rasa penasaran dari target audiens Anda.
Dan ternyata formula #3 ini disebut sebagai game changer dalam penulisan headline copywriting oleh beberapa studi!
Salah satunya, studi yang dilakuken oleh Moz, yang menemukan penggunaan angka pada bagian headline sebuah copywriting menghasilkan klik 327% lebih banyak dibandingkan headline yang menggunakan formula berbentuk pertanyaan.
MOZ melakukan studi dengan menguji coba 5 tipe headline copywriting dengan hasil sebagai berikut:
Studi tersebut menunjukkan bahwa tipe angka (number) pada headline copywriting memberikan daya tarik yang paling tinggi. Kemudian, diikuti dengan tipe berbicara personal dengan target audiens (reader addressing), lalu tipe cara/bagaimana (how to), tipe normal, dan akhirnya tipe pertanyaan (question).
Studi lain, sebagaimana dipublikasikan oleh Forbes.com, menyebutkan bahwa penambahan angka pada headline meningkatkan peluang mendapatkan klik 2x lebih banyak dibandingkan penambahan kata “cara” atau “bagaimana” (how to). Studi ini juga menyebutkan bila penggunaan angka ganjil meningkatkan peluang mendapatkan klik 20% lebih banyak dibandingkan penggunaan angka genap pada headline copywriting.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setuju bila menambahkan angka, terutama angka ganjil, pada headline copywriting bisa menjadi game changer mendorong konversi?
Formula #4: Tunjukkan Cara Melakukan atau Mendapatkan Sesuatu
Kata kunci atau kueri apa yang akan Anda ketikkan di kotak pencarian mesin pencari seperti Google saat ingin mendapatkan suatu jawaban atau mencari solusi atas suatu masalah?
Saya menduga Anda akan mengetikkan kueri yang mengandung salah satu atau lebih kata-kata berikut:
- Cara,
- Bagaimana cara,
- Bagaimana,
- Tutorial,
- Panduan,
- Contoh,
- Tips,
- Ide,
- Template, atau
- Sinonimnya.
Dan hasil pencarian pun akan memuat salah satu kata tersebut.
Sebagai contoh, saya mengetikkan kueri “cara diet yang benar” di mesin pencari Google seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Hasil pencarian saya menunjukkan beberapa headline copywriting SEO berikut:
Headline pada tiga hasil pencarian pertama di atas menunjukkan cara melakukan sesuatu, yaitu cara berdiet sehat atau benar. Sedangkan, headline terakhir, dalam bentuk video YouTube, menunjukkan cara mendapatkan sesuatu, yaitu berat badan turun hingga lebih dari 50 kilogram.
Keempat headline copywriting tersebut mempunyai persamaan, yaitu memberikan jawaban atau solusi atas masalah yang dihadapi oleh target audiens.
Format dasarnya mengandung 2 (dua) unsur utama, yaitu penggunaan kata “Cara” atau sinonimnya dan frasa yang menunjukkan penyelesaian suatu masalah.
Berikut ini beberapa contoh lainnya:
- “5 Cara Membuat Soto Ayam yang Menjual.”
- “7 Tips Ini Membuat Anda Tahu Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Membaca dengan Bermain.”
- “Tutorial Cepat Membuat Grafik di Microsoft Excel.”
- “Panduan Traveling ke Bali dengan Bujet Maksimal Rp 3 Juta.”
- “Template Pelaporan Kas Untuk Usaha Laundry.”
- “10 Contoh Headline Copywriting yang Menjual.”
- “Jika Menguasai 5 Trik SEO Ini, Website Anda Bisa Berada di Halaman 1 Google.”
- “Berat Badan Anda Bisa Turun Minimal 10 Kg dalam 3 Bulan, Bila Anda Melakukan 7 Tips Berikut.”
- “Ibu Ini Berhasil Mendapatkan Omzet Hingga Jutaan Rupiah, Modal Awal Hanya Rp 500.000 Saja.”
- “3 Langkah Mudah Sukses Wawancara Kerja.”
- “7 Ide Membuat Karya Seni dari Bahan Bekas.”
- “5 Ide Menurunkan Kolesterol Tanpa Obat Dokter.”
- “5 Usaha Rumahan Paling Menjanjikan di Masa Pandemi Covid-19 Tanpa Modal.”
- “Rahasia Berat Badan Turun 20 Kg Tanpa Olahraga.”
- “Ini Cara Cepat Menulis Headline yang Mendorong Tindakan.”
Formula #5: Tunjukkan Manfaat dan Unique Selling Position (USP)
Headline copywriting Anda memperlihatkan apa manfaat dari produk/jasa, brand, atau postingan Anda dalam menjawab masalah atau kebutuhan audiens.
Apa nilai lebih yang Anda tawarkan? Apa unique selling position (USP)Anda yang membuat audiens harus memilih Anda dan bukan yang lain?
Untuk menunjukkan USP dalam sebuah headline copywriting, Anda bisa juga mengklaim pencapaian Anda – yang sekaligus menjadi pembeda dengan pesaing Anda. Namun, pastikan bahwa klaim tersebut benar adanya dan dapat Anda pertanggungjawabkan.
Mari kita lihat beberapa contoh penggunaan formula #5 dalam headline copywriting:
Contoh halaman muka website biteable.com
Headline tersebut memberikan gambaran, bila Anda menggunakan aplikasi Bitable untuk membuat video, Anda akan mendapat manfaat berikut:
- Mendorong target audiens Anda melakukan tindakan (konversi) – “Make video that drive action”
- Mendapatkan video dengan kualitas studio sehingga menggerakkan pelanggan atau tim – “Activate your customers or your team with studio-quality videos.”
- Membuat videonya pun sangat mudah dan bahkan bisa melakukan kolaborasi tim – “Create them simply and collaboratively with Biteable.”
Contoh halaman muka website niagahoster.co.id
Headline copywriting tersebut menunjukkan manfaat yang akan Anda peroleh bila menggunakan layanan Niagahoster sebagai penyedia hosting untuk website Anda. Manfaat utamanya, Anda akan mendapatkan unlimited hosting.
Selain itu, pada bagian sub-headline memberikan penjelasan tambahan tentang manfaat lainnya, seperti fitur yang lengkap, harga terjangkau, dan dukungan teknis 24/7.
Contoh banner promosi di marketplace Tokopedia.com
Headline Banner promosi tersebut secara gamblang menunjukkan manfaat yang akan Anda peroleh jika bertransaksi di Tokopedia.com menggunakan aplikasi Gopay.
Manfaat utamanya: Anda akan mendapat cashback hingga 90%. Manfaat lainnya, Anda bisa menggunakan fitur Gopaylater – beli sekarang bayar kemudian.
Contoh headline Salesforce yang mengklaim pencapaian
Headline copywriting halaman muka aplikasi Salesforce memberikan setidaknya 2 (dua) klaim pencapaian, yaitu:
- #1 CRM di dunia
- Aplikasi ini telah membantu Gojek mengoptimalkan proses akuisisi merchant untuk mendukung ekspansi regional Gojek.
Klaim tersebut sekaligus menunjukkan bahwa Anda pun bisa menikmati manfaat yang sama seperti yang didapatkan Gojek ketika menggunakan aplikasi CRM Salesforce.
Beberapa Contoh lainnya:
- “10000+ Orang Menyukai Kelembutan Skin Care MyBrand.” (Menonjolkan klaim dan manfaat.)
- “Anda Hanya Butuh Aplikasi Sociosight untuk Menghemat Waktu Mengelola Beragam Akun Media Sosial di Satu Tempat.”
- “Menginap 3H2M di Villa MyBrand, Dapatkan Gratis 60 Menit SPA.”
- “Kirim Paketmu dengan MyBrand, Jaminan Asuransi Tanpa Tambahan Biaya.”
- “Bergabung Bersama 1000+ Orang yang Berhasil Membuat Aplikasi Mobile Hanya dalam 3 Bulan Kursus.”
- “7 Manfaat Kacang Almond Untuk Ibu Hamil.”
- “Ini Alasan 5000+ Pelanggan Memilih MyBrand Sebagai Camilan Favorit di Masa Kehamilan.” (Kata “alasan” dalam headline ini menjunjukkan unique selling point (USP) brand yang dipilih pelanggan)
- “3 Alasan Memilih Aplikasi Sociosight untuk Mengelola Akun Media Sosial Anda.”
- “Ini 5 Alasan Mengapa Kamu Lebih Baik Berbelanja di Tokoku.”
Formula #6: Ajukan Pertanyaan yang Membuat Audiens Berpikir
Salah satu cara menarik perhatian target audiens Anda untuk mengklik suatu tautan, atau lanjut membaca suatu postingan, yaitu mengajukan pertanyaan.
Meskipun formula mengajukan pertanyaan menjadi preferensi headline terakhir dalam studi yang dilakukan oleh Moz.com, formula ini tetap banyak dipakai di berbagai postingan blog atau media sosial.
Mengapa?
Sebuah pertanyaan dalam suatu postingan bisa menjadi bentuk undangan untuk mendorong partisipasi audiens.
Undangan tersebut mendorong audiens beralih dari membaca pasif ke aktif karena pertanyaan akan mendorong rasa penasaran dan berpikir kritis. Dampaknya, target audiens pun akan mengklik tautan atau lanjut membaca postingan.
Supaya penggunaan formula pertanyaan bisa lebih efektif dalam headline copywriting Anda, ada baiknya mencoba menerapkan 2 (dua)tips berikut:
Gunakan pertanyaan “5W1H”
Pertanyaan-pertanyaan dalam model “5W1H” menyertakan kata who (siapa), what (apa), why (mengapa/kenapa), where (di mana), when (kapan), dan how (bagaimana).
Model pertanyaan-pertanyaan tersebut menantang audiens untuk berpikir kritis tentang suatu topik sebelum membaca lebih lanjut.
Mereka akan lanjut membaca untuk mencari konfirmasi apakah pemikiran mereka selaras dengan isi konten.
Saat menemukan perbedaan, bisa jadi mereka akan merespon dengan mengajukan pertanyaan balik. Model seperti ini sangat cocok untuk mendorong interaksi audiens terhadap suatu konten.
Berikut beberapa contohnya:
- “Mengapa Turis Australia Senang Berlibur di Bali?”
- “Apa Penyebab Kasus Covid-19 Varian Omicron Begitu Tinggi Padahal Cakupan Vaksinasi Lebih dari 90%?”
- “Kenapa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Tetap Dilaksanakan di Tengah Melonjaknya Penyebaran Varian Omicron?”
- “Vaksinasi Manakah yang Memberikan Antibody Cukup Melawan Varian Omicron?”
- “Kapan Terakhir Kali Kamu Berwisata ke Pulau Komodo? Kini Ada 5 Destinasi Baru Loh!”
- “Siapa Saja Ilmuwan di Balik Vaksin Merah Putih? Yuk Kenal Lebih Dekat!”
- “Bagaimana Membuat Pasangan Tetap Mencintai Kamu Setelah 20 Tahun Menikah?”
- “Di Kota Mana Kamu Akan Berbulan Madu Bila Mendapatkan Voucher Gratis Menginap 3H2M, Berlaku untuk Hotel di Seluruh Indonesia?”
Gunakan pertanyaan sekaligus menyertakan jawabannya di dalam headline
Formula ini cocok digunakan untuk menunjukkan masalah apa yang kira-kira target audiens Anda hadapi. Jawaban yang Anda berikan di headline menunjukkan solusi yang Anda tawarkan.
Model ini juga cocok untuk jenis pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak.
Jika Anda menulis artikel atau postingan blog dan headline copywriting Anda hanya berupa pertanyaan yang memicu jawaban ya atau tidak saja, kemungkinan besar audiens tidak akan lanjut membaca artikel Anda.
Audiens Anda bisa mendapat kesan bila isi artikel tidak akan membantu memecahkan persoalan mereka. Padahal, isi artikel mungkin memberikan manfaat, hanya tidak tersampaikan di headline.
Karena itu, menambahkan jawaban di pertanyaan, akan memicu pemikirian kristis tentang alasan di balik jawaban tersebut.
Berikut Beberapa contohnya:
- “Ingin Meningkatkan Penjualan di Instagram? Buat Reels Aja!”
- “Mau Kirim Masakan Ke Kota Lain Tanpa Takut Basi? Pake Layanan Kirimin Aja!”
- “Ingin Hemat Waktu Mengelola Beragam Akun Media Sosial? Gunakan Aplikasi Sociosight!”
- “Mau Olahraga di Rumah Aja dengan Program Fitnes yang Fleksibel? Gunakan Aplikasi MyFitnes!”
- “Apakah Kamu Sudah Bosan di Rumah Aja Selama Pandemi Covid-19? Coba 5 Ide Menghilangkan Kebosanan Ini!”
- “Mau Pinjam Uang Tanpa Jaminan dengan Bunga Hanya 2% Per Bulan? Unduh dan Daftar di Aplikasi Pinjamanku.”
- “Penasaran Cara Memviralkan Video Kamu? Lakukan 4 Tips Berikut!”
- “Sulit Mengecek Kehadiran Karyawan yang Work from Home? Anda Butuh Aplikasi Absenku!”
- “Bingung Mau Usaha Apa dengan Modal Kurang dari Rp 1 Juta? Pilih dari 7 Ide Ini!”
- “Sudah Mencoba Berbagai Ide Iklan Tapi Konversi Masih Rendah? Mungkin Anda Belum Mencoba Ide Ini!”
Formula #7: Tambahkan Unsur Emosional untuk Mendorong Tanggapan Psikologis
Headline copywriting yang mendorong audiens melakukan tindakan cenderung mengandung unsur emosional yang mendorong empati mereka.
Berikut ini 5 (lima) cara menambahkan unsur emosional dalam headline copywriting Anda:
Tambahkan Kata yang Menciptakan Kesan Mendesak
Dengan menciptakan kesan mendesak, membuat audiens Anda harus melakukan tindakan dengan segera. Taktik ini juga dikenal dengan istilah “Fear of Missing Out (FOMO)”, yaitu taktik untuk mendorong audiens takut melewati kesempatan yang Anda tawarkan.
Salah satu contohnya, Struk Kupon Diskon (SKD) yang digunakan oleh Matahari Department Store dalam program promosinya, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Apa yang akan Anda lakukan melihat struk kupon diskon tersebut? Apakah Anda akan menunggu 3 (tiga) hari kemudian untuk menggunakannya – yang bisa jadi Anda lupa dan kehilangan kesempatan? Ataukah, Anda tergoda untuk mencairkan kupon tersebut di hari yang sama Anda mendapatkannya?
Sepertinya banyak pelanggan Matahari melakukan opsi yang kedua! Terbukti dengan cukup seringnya Matahari mengeluarkan promo tersebut pada banyak event di sepanjang tahun.
Berikut ini beberapa contoh lain penggunaan kata-kata untuk menciptakan kesan mendesak dalam sebuah headline copywriting:
- “Jangan Terlewat! Dapatkan Diskon Hingga 30%, Belanja 15-20 Februari 2022!”
- “Kirim Sekarang, Besok Pasti Sampai!”
- “Mau Cara Tercepat Menguasai Percakapan Dalam Bahasa Inggris? Gunakan Aplikasi MyEnglish!”
- “Promo Beli 2 Gratis 1.”
- “Sekarang Kamu Bisa Membuat Cookies Hanya Dalam Waktu 30 Menit Saja!”
- “Flash Sale Dimulai! Dapatkan Diskon Hingga 90%. Hanya 6 Jam Saja!”
- “Hanya Hari Ini! Diskon Hingga 80% Untuk Belanja Minimal Rp 200.000!”
- “Dicari! Maksimal 3 Software Engineer yang Siap Bekerja di Awal Maret 2022.”
- “Dicari 10 Penerima Beasiswa Penuh Program Master untuk Studi di Luar Negeri! Batas Waktu Pendaftaran: 5 Mei 2022.”
- “Jangan Lewatkan Kesempatan Konsultasi 30 Menit Gratis dengan Neilpatel, Pakar Strategi Digital Marketing! Hanya Berlaku di Bulan Maret 2022.”
Berikan Peringatan yang Fokus pada Risiko
Headline copywriting dengan formula ini bertujuan memberikan peringatan kepada target audiens Anda dan menunjukkan risikonya apabila mereka tidak mengindahkan peringatan tersebut.
Model ini cukup banyak digunakan untuk kampanye produk asuransi atau investasi karena mampu memberikan dorongan psikologis.
Beberapa contohnya:
- “Hati-hati, 3 Produk Investasi Berikut Dinyatakan Ilegal Oleh Bappebti!”
- “Anda Bisa Menghabiskan Biaya Ratusan Juta di Rumah Sakit Karena Pengobatan Kanker, Kecuali Anda Menggunakan Asuransi MyBrand.”
- “Jangan Sampai Anak Putus Sekolah Saat Anda Tiba-tiba Kehilangan Pekerjaan.”
- “Kamu Bisa Salah Kostum Bila Tidak Mempersiapkan 3 Hal Ini Sebelum Menghadiri Suatu Pesta.”
- “3 Kesalahan dalam Taktik SEO yang Membuat Website Anda Tidak Ditemukan di Google.”
Berbagi Pengalaman Pribadi
Headline dengan formula ini bisa Anda aplikasikan untuk produk yang Anda jual dan gunakan sendiri. Misalnya, Anda menjadi reseller produk perawatan kulit atau makanan kesehatan. Anda menggunakannya terlebih dahulu, dan kemudian berbagi testimoni.
Selain itu, mengutip kata-kata testimoni atau ulasan langsung dari pelanggan juga bisa mendorong tanggapan psikologis terhadap headline Anda.
Beberapa contohnya:
- “Aplikasi Sociosight Telah Membuat Ibu Ina Menghemat Waktu 3 Jam Sehari Mengelola 5 Akun Media Sosialnya.”
- “7 Tips Ini Membuat Saya Berhasil Menjual 1000 Mangkok Bakso Setiap Hari.”
- “Multivitamin “MyBrand” Membantu Pemulihan Saya Pasca Terkonfirmasi Covid-19.”
- “Rahasia Kulit Glowing Indah Ada Pada Produk Skincare MyBrand.”
Gunakan Kata yang Meremehkan dan Beri Pembuktian
Headline yang menggunakan taktik ini memberikan kesan awal yang meremehkan produk/jasa yang Anda tawarkan. Namun kemudian, Anda memberikan pembuktian bahwa kesan awal tersebut tidaklah tepat.
Taktik dengan formula ini juga cocok melengkapi headline dengan taktik berbagi pengalaman pribadi di atas.
Beberapa contohnya:
- “Awalnya Saya Pikir Produk Ini Abal-abal, Tapi Setelah Mencoba, Saya Tidak Mau Ganti Produk Lain.”
- “Sebelumnya Saya Sangat Skeptis dengan Green Smoothies Ini, Kini Tiada Hari Tanpa Green Smooties!”
- “Saya Sempat Ragu Bisa Turun Berat Badan, Kini Bisa Menggunakan Pakaian Lawas Berkat MyBrand!”
Menambahkan Nama Pesohor
Menambahkan nama orang yang sudah populer di dalam sebuah headline copywriting bisa memicu tanggapan psikologis audiens yang ingin mengikuti jejak pesohor tersebut.
Taktik ini sangat baik digunakan, terutama bila produk Anda pernah mendapat dukungan (endorsement) dari salah satu pesohor tersebut. Atau, bila Anda mengutip perkataan atau perilaku dari pesohor tersebut.
Beberapa contohnya:
- “Rahasia Ivan Gunawan Berhasil Menurunkan Berat Badan Hingga 40 Kg.”
- “7 Hal Ini Mengantarkan Bill Gates Menjadi Orang Terkaya Di Dunia.”
- “Camilan MyBrand Menjadi Favorit [Nama Pesohor] Saat Traveling.”
- “Simak Keseruan Hamish Daud Menjelajahi Pulau Derawan Selama 7 Hari.”
Hati-hati dengan Clickbait Headline Copywriting
Saat menambahkan kata-kata yang mengandung unsur emosional di sebuah headline untuk mendorong empati audiens, Anda perlu berhati-hati terhadap kesan clickbait!
Apa itu clickbait headline dan mengapa Anda perlu berhati-hati bila ingin menggunakannya?
Menurut dictionary.com, clickbait dapat diartikan sebagai headline atau judul sensasional atau potongan teks di internet yang dirancang sedemikian rupa untuk menarik orang agar mengikuti tautan ke artikel lain di halaman website.
Sementara itu, collinsdictionary.com mengartikan clickbait sebagai sebuah tautan yang dibuat semenarik mungkin untuk mendorong emosi pembaca/pemirsa sehingga mereka mengklik tautan tersebut dan menuju ke suatu halaman website.
Kedua pengertian tersebut menggarisbawahi fungsi awal sebuah clickbait yaitu memberi sedikit umpan (“bait”) untuk membuat Anda sebagai pemirsa/pembaca mengklik sebuah tautan atau gambar visual yang memiliki tautan.
Kata-kata yang sedikit sensasional mungkin dipakai untuk menarik emosi audiens. Sebenarnya, tidak masalah menggunakan kata-kata tersebut, sepanjang headline tersebut tidak memberikan janji yang berlebihan. Dengan kata lain, isi konten sesuai dengan yang dijanjikan pada headline atau tautan yang menjadi umpan tersebut.
Berikut beberapa contoh headline yang sensasional
Perhatikan gambar di bawah ini:
Headline tersebut menggunakan kata-kata “Genius Hack” (dalam bahasa Indonesia, diartikan sebagai “peretasan jenius”) yang membuat judul artikelnya cukup sensasional.
Bagaimana dengan isi artikelnya?
Jika Anda membaca artikelnya lebih lanjut di sini, Anda mungkin akan setuju dengan saya kalau ide-ide yang diusulkan pada artikel tersebut memang jenius! Dengan menggunakan peralatan bekas pakai, bisa menghasilkan media seni yang menarik. Dan, semuanya cukup mudah dilakukan oleh anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar.
Karena judul atau headline tersebut memang benar menggambarkan isi artikel, headline tersebut tidaklah menyesatkan! Itulah tujuan clickbait headline semula!
Contoh lainnya:
Headline copywriting di atas, dalam bahasa Indonesia dapat diartikan, “Saya Menjadi Vegan Selama 10 Minggu dan Ini yang Terjadi Pada Tubuh dan Pikiran Saya”.
Apakah Anda setuju “Dan Ini yang Terjadi Pada Tubuh dan Pikiran Saya” bisa disebut sebagai clickbait dari headline tersebut? Kata-kata tersebut memicu emosi atau rasa penasaran dari pembaca, dan akhirnya akan meneruskan membaca artikelnya.
Jika membaca artikelnya lebih lanjut di sini, Anda mungkin akan setuju dengan saya bila artikel tersebut memang memberikan informasi tentang pengalaman diet vegan, sebagaimana dijanjikan dalam headline tersebut.
Anda mungkin juga setuju bila alasan untuk lanjut membaca artikelnya tersebut bukan karena Anda ingin mencari informasi tentang veganisme. Sebaliknya, Anda mungkin ingin tahu kelanjutan cerita tentang pengalaman dramatis yang disertakan dalam artikel tersebut.
Beberapa kata-kata berikut cukup sering digunakan untuk membuat headline yang sensasional:
- “Gila Banget, Hanya Bermodalkan Rp 1 Juta Saja, Kamu Bisa Berlibur di Bali 3H2M.”
- “Luar Biasa! Cukup 3 Langkah Ini, Kamu Bisa Turun Berat Badan Minimal 3 Kg Per Bulan.”
- “Ajaib! Teh Ini Menurunkan Asam Urat Saya Hanya Dalam Waktu 2 Hari Saja!”
- “Aplikasi MyBrand Memberikan Terobosan dalam Analisis Data!”
- “Ini 3 Cara Jenius Membuat Peralatan Masak dari Barang Bekas!”
- “Ampuh! Madu MyBrand Menyembuhkan Asam Lambung Saya Hanya Dalam Waktu 1 Hari Saja!”
- “Ini Rahasia Elon Musk Berhasil Meningkatkan Valuasi Tesla Hingga 300% Hanya dalam 12 Bulan!”
- “3 Cara Mudah Menguasai Strategi Digital Marketing dalam Waktu 7 Hari!”
- “1000+ Orang Takjub akan Khasiat Produk Herbal MyBrand Untuk Menurunkan Kolesterol.”
- Mitos atau Fakta: Air Kelapa Bisa Untuk Terapi Covid-19.”
Bahayanya clickbait headline
Sayangnya, kebanyakan clickbait headline yang muncul belakangan ini mengecewakan karena isi konten tidak memenuhi janji sebagaimana disampaikan pada judul atau gambar yang digunakan sebagai umpan. Akhirnya, judul atau headline tersebut dicap menyesatkan atau misleading headline.
Para pembaca/pemirsa yang mengklik umpan tersebut pun merasa dibodohi, ditipu, kecewa, dan marah karena isi konten yang mereka baca, lihat, atau dengar, tidak sama dengan yang dijanjikan di headline.
Perhatikan contoh berikut:
Apa yang Ada di bayangan Anda saat membaca headline tersebut?
Saat membaca headline tersebut saya membayangkan artikel tersebut akan membahas alasan-alasan yang menunjukkan mengapa O.C Kaligis bisa jadi lebih keren dari Hotman Paris. Karena baik O.C Kaligis maupun Hotman Paris adalah pengacara, kemungkinan besar fakta yang akan disampaikan di artikelnya terkait prestasi O.C Kaligis dalam menangani perkara dibandingkan dengan Hotman Paris.
Sayangnya, waktu headline tersebut diklik, tidak ada satu pun di bagian artikel tersebut yang memberikan informasi sesuai harapan saya. Artikel tersebut hanya menyampaikan sejumlah fakta tentang O.C Kaligis, diantaranya:
- pengacara senior dan berpengalaman lebih dari 50 tahun,
- tanggal lahir dan tingkat pendidikan,
- jumlah istri dan anak,
- awal mula karir,
- julukan sebagai manusia sejuta perkara karena menangani banyak kasus – yang notabene juga dilakoni oleh Hotman Paris (meskipun tidak disebutkan dalam artikel tersebut),
- tersandung korupsi (hmm masak tersandung korupsi membuatnya lebih keren dari Hotman Paris ya).
Sangat jelas headline tidak nyambung dengan isi artikel!
Tak heran bila citra clickbait headline pun kini mengacu pada judul (headline), gambar, atau tautan yang menyesatkan!
Karena itu, supaya headline copywriting Anda terhindar dari citra clickbait yang menyesatkan, pastikan isi konten yang Anda publikasikan sama dengan apa yang Anda janjikan di headline!
Apakah Anda pernah menemukan clickbait headline yang memberi informasi menyesatkan? Bagikan di kolum komentar ya.
Kesimpulan
Meskipun ketujuh formula headline copywriting di atas telah terbukti di banyak studi kasus, Anda tetap perlu melakukan pengetesan untuk menemukan formula yang cocok menjangkau target audiens Anda.
Anda dapat melakukan uji coba penggunaan setiap formula secara terpisah atau dalam bentuk gabungan beberapa formula untuk menghasilkan satu headline.
Jika Anda perhatikan, beberapa contoh headline copywriting yang saya sebutkan dalam artikel ini juga menggabungkan beberapa formula.
Lakukan uji coba beragam formula tersebut untuk keperluan strategi digital marketing Anda.
Misalnya, dalam penulisan artikel SEO untuk optimasi website Anda, social media marketing, atau email marketing.
Dengan demikian, Anda pun akan menemukan headline Anda yang mana yang menghasilkan copywriting yang menjual.
Sudah siap mencoba beragam formula headline copywriting? Bagikan satu contoh headline copywriting Anda di kolum komentar ya!
Dan, setelah headline copywriting, selanjutnya memastikan body copy dari copywriting Anda juga membuat audiens betah berinteraksi dengan Anda. Bagaimana caranya? Yuk, lanjut baca artikel tips penulisan body copy di sini.